Sabtu, 28 Juni 2014

UANG!

SANDIWARA
SAN
DI
WA
RA

WAJAH ITU SANDIWARA
ya wajah itu
Aku tak suka!
dimana wajah asli mu itu?
semua hanya sandiwara
Palsu
Kejam
TAK PUNYA HATI
padahal disini masih ada HATI untuk yang TAK PUNYA HATI
dibiarkan menangis, dibiarkan kelaparan
mati pun menjadi jalan akhir

Tidak adil.
masalahnya hanya satu
UANG!


Hari baru (lirik lagu)

Sudahlah.. lupakanlah
semua beban yang ada dihatimu
tak usah risaukan kata mereka

Sudahlah..lupakanlah
Kesedihan yang menerpa hatimu
tak usah risau kegalauan hatimu

Sambutlah kegembiraan dihari yang baru

reff:
Hari yang baru bersama ku
lewati hari hari indah yang berbeda
bersamaku..
tersenyumlah, lupakanlah oo
hidup ini hanya sekali dan nikmatilah


Hari ini (puisi)

Hari ini sangat cepat
seperti kereta
tidak!
seperti pesawat jet!
ya, seperti pesawat jet
   
Entah mengapa setiap melihat si gula jawa ini
seperti ada kupu-kupu menari didalam perutku
ada hitam, ada putih, ada merah, ada jingga
banyak sekali

Oh Tuhan
bisakah hari ini diperlambat
seperti siput yang sedang berjalan

Kawan (lirik lagu)

ingatkah kawan, kala kita bersama
khayalan dan tingkah laku kita yang sama
itu hal yang indah yang pernah kita lalui

bertahun-tahun bersama
membuat kita semakin dekat
seperti keluarga

aku kesal, kau pun kesal
aku marah, kau pun marah

reff :
seperti itulah kita
selalu ada cerita saat kita bersama kawan
satu hari yang berasa lama menjadi cepat
duka pun hilang seketika

apakah kita akan tetap selamanya bersama kawan?
saat nanti kita semua punya kehidupan sendiri
akankah kita masih bisa berkumpul lagi?

semoga persahabat kita akan tetap abadi
layaknya film "Sunny"

Kamis, 26 Juni 2014

Kita (Puisi)

kadang kita berkhayal bersama
kadang kita bernyanyi bersama
kadang kita menari bersama
kadang kita menangis bersama
kadang kita bermimpi bersama
kita kita dan kita

hari hari dan hari 
kita tak pernah berkhayal lagi
kita tak pernah bernyanyi lagi
kita tak pernah menari lagi
kita tak pernah bermimpi lagi

semakin berlalunya waktu
semakin munculnya hati dan kenangan baru

ingatkah kalian dimasa itu?
tidakkah kalian rindu kita?
kapankah kita bisa bertatap muka kembali?

Rabu, 25 Juni 2014

Matahari (Puisi Kontemporer)

Ma
   Ta
      Ha
        Ri
        Ma
      Ta
    Ha
 Ri
Mata
Hari
Matahari
Mata hati
Mata hati
Matahari
Matahari hangat, cerah. Memeluk hangat hati
Dia
Matahari Mata hati


Jangan Hanya Diam (lirik lagu)

Ku tau rasa mu itu
Kau pun tau rasa ku pada mu
Tapi mengapa tak kau ucap
Tau kah kau ku menunggu untuk mengungkapkan cinta padaku oo..

Seringkali ku beri tanda
Tapi kau pura-pura bercanda
ooo
Aku sudah lelah

Reff:

Jangan hanya diam
Ungkapkan saja
karena kita sudah sama suka oo..

Jangan hanya diam
Kau tak tau bahwa sebenarnya
Ku Menunggu

Tapi.. semua sudah terlambat
Diriku sudah ada yang punya
Maafkan aku yang menyakiti hati mu

Ramadhan (puisi)

Suara Adzan maghrib yang semakin indah didengar
Bulan yang selalu dalam berkah-Nya
Tak sabar hati menanti kedatanganmu, wahai bulan yang penuh
Ingin ku hempaskan dosa-dosa yang ada di diri

Sebulan penuh menahan lapar dan dahaga
Sebulan penuh menahan nafsu dan amarah
Hadirlah jiwa yang baru

Berkumpul sanak saudara
Bersilaturahmi
Bermaaf-maafan

Hadirlah jiwa yang baru

SAKIT (Puisi Kontemporer)

Rasa
Sakit
Hilang
Sudah 
Jangan 
Kembali
Jangan
Datang
Lagi
Seiring datangnya senja, yang membawa sejuknya udara
Sakit itu seperti pisau
Lepaslah, bebaskanlah
Aku tak ingin lagi
Cukup

Aku tak ingin sakit lagi.

Minggu, 01 Juni 2014

Mesin Waktu

     
Tak seperti biasa, sendiri dalam kamar yang kosong
usai, tampaknya telah usai
Kisah yang kita ciptakan hilang sia-sia
Kita berpisah dengan begitu mudahnya
Satu kesalahan, ada satu penyesalan
Tidak ada yang sempurna

Walaupun ingin aku berkata begitu 
Apapun yang kulakukan tak bisa menyembuhkan luka
Aku akan berangkat dengan mesin waktu
Jika aku bisa menemukanmu lagi
Aku tak menginginkan apa-apa lagi

Sebelum menjadi kenangan yang cepat berlalu
Aku butuh mesin waktu
Aku butuh mesin waktu

Begitu lambat waktu yang kulalui sendiri
Hukuman kesalahan ini terlalu berat
Kata-kata terakhir yang kau ucapkan
Kini masih selalu terngiang, hatiku masih pedih

Hanya satu kesalahan, hanya satu penyesalan
Walau egois, tapi karena mencintaimu
Aku akan berangkat dengan mesin waktu 

Jika aku bisa menemukanmu lagi
Aku tak menginginkan apa-apa lagi
Sebelum menjadi kenangan yang cepat berlalu

Aku butuh mesin waktu
Jika aku bisa menembus ruang waktu menemuimu
Seandainya

berikan aku mesin waktu
berikan aku mesin waktu