Manusia dan Kebudayaan
Manusia adalah makhluk yang diciptakan sesempurna mungkin oleh Tuhan dengan berisikan unsur roh, perasaan, dan fisik yang mempunyai cipta, rasa, dan karsa yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Manusia memiliki beberapa unsur, tetapi unsur itu disederhanakan sehingga hanya menjadi 2 klasifikasi. Yaitu unsur jasmani dan rohani. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial.Hakekat adalah kebenaran yang sesungguhnya, atau kenyataan yang sebenar-benarnya. Tidak mungkin manusia bisa hidup sendiri tanpa bantuan dengan manusia lainnya, contohnya pada saat ada seseorang meninggal dunia, pasti membutuhkan beberapa orang yang membantu pemakaman, tidak mungkin mayat itu jalan sendiri dan menguburkan dirinya sendiri. Manusia mempunyai perasaan dan akal, atau lebih lengkapnya lagi manusia mempunyai cipta, rasa, dan karsa. Berbeda dengan makhluk yang lain seperti hewan atau tumbuhan. Manusia diberikan oleh Tuhan akal yang tidak di berikan pada semua makhluknya.
Setiap negara atau bangsa mempunyai kepribadian. kepribadian adalah diri seseorang atau keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Indonesia mempunyai banyak kebudayaan yang mempengaruhi kepribadian pada bangsa ini. Seperti halnya mencium tangan pada orang yang lebih tua, ini adalah salah satu contoh kebudayaan Indonesia yang sudah melekat pada setiap kepribadian bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki banyak sekali suku, sehingga melahirkan banyak kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia yang memiliki adat ketimuran, rasa toleransi, ramah, sopan santun, saling menghargai, gotong royong dan lain sebagainya selalu menjadi dasar dalam hidup bermasyarakat. Bedanya dengan kepribadian orang-orang barat, disana mereka berpikir individualis, bermasyarakat atas dasar kegunaan. Itulah pandangan mereka yang telah terbentuk sejak dari migrasinya orang inggris ke benua amerika dan sejak jaman revolusi industri.
Setiap negara mempunyai kebudayan. Kebudayaan adalah sesuatu kebiasaan yang sudah melekat di kepribadian seorang atau sekelompok manusia. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Kebudayaan memiliki 2 perbedaan dalam wujudnya yaitu, kebudayaan material dan material. Ada 3 wujud kebudayaan menurut J.J Hoeningman yaitu gagasan, aktivitas, dan artevak. Selain itu, ada 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sistem nilai budaya adalah hakekat hidup manusia, hakekat karya manusia, hakekat waktu manusia , hakekat alam manusia , hakekat hubungan manusia.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru contohnya seperti terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut. Sebagai manusia pasti ada setuju atau tidaknya tentang kebudayaan yang berasal dari luar negeri atau pun mungkin dalam negeri sendiri. Maka dari itu pergerakan kebudayaan di Indonesia kadang sangat cepat, juga terkadang sangat lambat perubahannya. Faktor-faktor penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan ada 2 yaitu intern dan ekstern. Manusia dan kebudayaan itu sangat erat sifatnya, tidak akan pearnah bisa dipisahkan. Anatara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat karena pasti hampir semua perbuatan yang kita lakukan adalah salah satu budaya.
Contoh bahwa budaya telah sangat erat melekat pada diri setiap manusia adalah seperti halnya cium tangan pada orang yang lebih tua, mencuci tangan sebelum makan, makan dengan menggunakan tangan kanan dan sebagainya. Kebudayaan yang sangat melekat pada manusia adalah dialektis, dialektis adalah bersifat bahasa suatu daerah atau bangsa yang sudah menjadi kebiasaan atau budaya pada setiap manusia di muka bumi ini. Indonesia pun banyak suku-suku, sehingga banyak pula dialek yang digunakan pada masing-masing suku tersebut. Seperti contohnya ada bahasa sunda, ada bahasa jawa, ada bahasa padang dan lain sebagainya. Ada 3 proses dialektis yaitu obyektivitasi, internalisasi dan eksternalisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar